Info KangMas – Ketua Bidang Kebijakan Politik Luar Negeri dan Hubungan Internasional DPP Partai Golkar, Ali Mochtar Ngabalin, memperingatkan bahwa dunia bisa menghadapi krisis global jika ketegangan antara Iran dan Israel tidak segera diredakan.
Ngabalin menilai bahwa keterlibatan Amerika Serikat dalam serangan terhadap fasilitas nuklir Iran dapat memicu eskalasi besar yang berpotensi menuju Perang Dunia Ketiga. Selain itu, konflik ini diperkirakan akan berdampak langsung pada lonjakan tajam harga minyak dunia.
“Tidak mustahil (terjadi perang dunia ketiga). Itu sangat mungkin terjadi,” kata Ngabalin usai menerima kunjungan delegasi perempuan dari Partai Keadilan Rakyat (PKR) Malaysia di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Senin (23/6/2025).
Situasi memanas sejak AS melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir utama milik Iran pada Minggu (22/6/2025). Serangan tersebut meningkatkan risiko konflik terbuka di kawasan Teluk, termasuk potensi penutupan Selat Hormuz—jalur vital perdagangan minyak global.
“Selat Hormuz sudah terancam ditutup. Amerika juga terlibat langsung. Jika dalam waktu satu minggu hingga sepuluh hari ke depan tak ada kesepakatan atau dialog damai, maka lonjakan harga minyak akan terjadi dan memberikan dampak besar, tak hanya untuk Asia Tenggara tapi juga seluruh dunia,” jelasnya.
Ngabalin menambahkan bahwa apabila konflik terus memburuk tanpa solusi diplomatik, maka keterlibatan negara-negara besar seperti Rusia dan para pendukung Iran sangat mungkin terjadi. Hal ini memperbesar peluang terjadinya konflik berskala global.
“Jika Rusia dan negara-negara yang mendukung Iran turut turun tangan secara lebih luas, maka tidak ada yang bisa menjamin bahwa perang global tak akan terjadi,” tegasnya.
Untuk itu, Ngabalin mendorong pemerintah Indonesia agar mengambil langkah soft diplomacy dalam menyikapi krisis tersebut. Menurutnya, Partai Golkar telah menyampaikan saran tersebut melalui Ketua Umum Bahlil Lahadalia kepada Presiden Prabowo Subianto.
“Kami telah menyampaikan kepada Ketua Umum Bapak Bahlil, dan itu sudah diteruskan kepada Presiden Prabowo tentang pentingnya diplomasi lunak sebagai respon Indonesia terhadap situasi ini,” tutupnya.
Leave a Comment