Info Kangmas – Setiap menjelang Hari Raya Idul Adha, masyarakat Indonesia merayakan momen ini dengan tradisi menyajikan berbagai olahan daging kurban. Hidangan seperti sate, gulai, dan tongseng menjadi favorit di meja makan keluarga.
Di balik kelezatan aneka menu tersebut, ada risiko kesehatan yang perlu diperhatikan jika dikonsumsi secara berlebihan. Pakar gizi dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta mengingatkan bahwa pola makan berlebih, khususnya daging merah, bisa berdampak buruk pada tubuh.
Kelebihan konsumsi daging dapat meningkatkan risiko penyakit serius seperti jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi. Meski daging kurban mengandung nutrisi penting seperti protein dan zat besi, kandungan lemak jenuhnya yang tinggi bisa menyebabkan penumpukan lemak di pembuluh darah.
Beberapa tanda awal dari konsumsi yang terlalu banyak antara lain rasa pusing dan mual, terutama jika daging diolah menggunakan bahan berlemak tinggi seperti santan, minyak goreng, atau kecap manis dalam jumlah besar.
Selain penyakit kardiovaskular, risiko lain yang patut diwaspadai adalah kanker. Masalah ini bukan terletak pada dagingnya, melainkan pada cara pengolahan yang kurang sehat. Misalnya, metode memasak seperti membakar atau memanggang berlebihan—seperti pada sate—berpotensi menghasilkan senyawa karsinogenik yang berbahaya bagi tubuh.
Tanpa disadari, mengonsumsi banyak tusuk sate dalam satu kali makan bisa memperbesar paparan terhadap zat-zat berbahaya tersebut. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mulai lebih selektif dalam memilih cara memasak daging agar lebih aman bagi kesehatan.
Mengatur porsi dan menghindari pengolahan berisiko tinggi adalah langkah sederhana namun penting. Menikmati daging kurban tetap bisa dilakukan dengan rasa syukur, asalkan diimbangi dengan pola makan yang sehat dan seimbang.
Leave a Comment