Info KangMas — Kekalahan telak Timnas Indonesia 0-6 dari Jepang di Stadion Suita, Osaka, pada 10 Juni lalu, tak hanya menyisakan kekecewaan di lapangan, tapi juga memunculkan sejumlah keluhan dari warga Indonesia yang hadir langsung di stadion.
Seorang wanita asal Kyoto mengaku tak bisa masuk ke stadion karena tiket berbentuk QR Code miliknya ditolak. “Saya beli dari sesama WNI di Jepang, harganya sekitar 20.000 yen per orang. Ternyata QR Code-nya sudah digunakan orang lain,” ungkapnya. Beruntung, ia dibantu petugas PSSI di lokasi dan akhirnya bisa masuk.
Namun, setelah mencoba menghubungi penjual, nomor tersebut sudah tidak aktif. Ia menduga si penipu sengaja membuang nomor tersebut setelah beraksi. Kasus serupa juga dialami beberapa WNI lainnya. Mereka menerima tiket palsu atau QR Code yang tak bisa digunakan karena telah discan lebih dulu oleh pihak lain.
Penipuan seperti ini ternyata bukan hal baru. Di komunitas WNI di Jepang, kasus peminjaman uang puluhan juta rupiah yang tak dikembalikan pun sering terjadi. Ironisnya, beberapa pelaku bahkan bersikap lebih galak dari korban, mengaku punya koneksi dengan aparat demi menakut-nakuti.
Masalah lain juga terjadi soal tempat duduk. Sejumlah penonton mengeluhkan adanya kursi kosong yang diklaim telah dibooking untuk pejabat. Namun, sumber dari KJRI Osaka membantah adanya pemesanan kursi oleh institusi mereka. “Kalau ada petugas KJRI hadir, itu atas nama pribadi. Kami tidak pernah booking kursi apa pun,” tegasnya.
Seorang WNI bernama SS turut menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya, kursi di area tertentu seharusnya bebas ditempati. “Ada sekitar empat baris panjang, katanya sudah dibooking. Padahal itu kan kursi bebas, siapa cepat dia dapat. Kalau memang mau booking, harusnya beli tiket di kategori 3 yang punya nomor kursi,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa mendukung timnas adalah bentuk kecintaan, bukan soal jabatan. “Di stadion, kita semua adalah supporter. Bukan soal status, tapi soal semangat.”
Leave a Comment