Info KangMas – Selama ini, bahaya rokok dan vape lebih sering dikaitkan dengan kerusakan paru-paru dan jantung. Namun, temuan medis terbaru menunjukkan bahwa dampaknya jauh lebih luas, termasuk terhadap otak—khususnya pada anak-anak dan remaja yang masih dalam masa pertumbuhan.
Masih banyak masyarakat yang keliru menganggap bahwa risiko rokok hanya terbatas pada sistem pernapasan. Padahal, para ahli menegaskan bahwa zat kimia dalam asap rokok dan vape bisa masuk ke aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh, termasuk otak.
Dokter Spesialis Anak, dr. Imyadelna Ibma Nila Utama, Sp.A, menjelaskan bahwa paparan zat beracun dari rokok dan vape selama masa perkembangan dapat mengganggu struktur dan fungsi otak secara signifikan. Risiko ini meningkat pada remaja karena otak mereka masih aktif berkembang.
“Sebuah studi jangka panjang pada hewan menunjukkan adanya perubahan signifikan pada bagian otak yang mengatur memori, perhatian, dan fungsi kognitif lainnya,” jelas dr. Imyadelna dalam sebuah talkshow kesehatan yang digelar Kementerian Kesehatan, Minggu (15/6/2025).
Zat kimia dari rokok dan vape tidak hanya masuk melalui hisapan, tetapi juga bisa terserap melalui kulit. Setelah memasuki peredaran darah, zat-zat berbahaya ini dapat mencapai organ vital, termasuk otak. Inilah yang menjadi bahaya utama, karena paparan berkelanjutan bisa menghambat perkembangan otak secara optimal.
Selain mengganggu fungsi belajar dan berpikir, nikotin juga berdampak buruk pada keseimbangan emosi. Remaja yang merokok atau terpapar asap rokok cenderung lebih mudah marah, cemas, moody, dan berisiko mengalami gangguan suasana hati.
“Remaja yang terpapar bisa jadi cepat marah, mudah lelah, gelisah, atau sedih tanpa alasan jelas. Jadi dampaknya tidak hanya fisik, tapi juga emosional,” tambah dr. Imyadelna.
Fakta ini menegaskan bahwa rokok dan vape bukan hanya ancaman bagi paru-paru, melainkan juga terhadap kesehatan mental dan emosional. Dalam jangka panjang, dampaknya bisa menurunkan prestasi akademik, mengganggu hubungan sosial, hingga merusak kesejahteraan psikologis anak dan remaja.
Tak hanya remaja, bayi dan balita pun sangat rentan terhadap paparan asap rokok, terutama sebagai perokok pasif di lingkungan rumah. Sistem saraf dan organ tubuh mereka yang belum berkembang sempurna menjadikan mereka lebih mudah terserang gangguan kesehatan.
Karena itu, rokok dan vape seharusnya tidak memiliki tempat di sekitar anak-anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat, mencegah paparan sejak dini adalah langkah penting untuk memutus rantai dampak jangka panjang.
Leave a Comment