Info KangMas — “Saya di PSI saja lah,” ujar Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, saat ditanya soal isu pencalonannya sebagai Ketua Umum PPP.
Menurut Jokowi, PPP memiliki banyak kader yang lebih layak, berkapasitas, dan kompeten untuk memimpin partai tersebut. “Banyak calon yang dipilih, banyak sekali,” katanya di Solo, Jumat (6/6/2025).
Nama Jokowi sebelumnya memang mencuat sebagai calon ketua umum PPP menjelang Muktamar partai berlambang Kakbah itu. Ketua Mahkamah PPP, Ade Irfan Pulungan, menyebut kemunculan nama Jokowi tak lepas dari relasi selama 10 tahun pemerintahan.
Di sisi lain, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyatakan kesiapan menyambut Jokowi jika memilih bergabung. Wakil Ketua Umum PSI, Andy Budiman, menegaskan seluruh pengurus dan kader PSI terbuka menerima Jokowi sebagai bagian dari keluarga besar PSI.
“Sejak awal PSI memang dibentuk untuk mendukung Pak Jokowi dan memperjuangkan visinya tentang kemajuan Indonesia,” ucap Andy, Minggu (8/6).
Walau belum ada kepastian soal pencalonan Jokowi sebagai ketua umum PSI dalam Pemilu Raya 2025, sinyal dukungan internal terlihat kuat.
Ketua DPW PSI Jateng, Antonius Yogo Prabowo, mengatakan nama Jokowi terus dibicarakan jelang Kongres Nasional pertama PSI yang akan digelar di Solo pada Juli 2025. Menurutnya, Jokowi pun tak keberatan namanya masuk dalam bursa calon ketua umum.
Namun, Yogo menekankan bahwa Jokowi masih mempertimbangkan secara matang langkah politiknya. “Beliau tidak pernah tergesa-gesa dalam mengambil keputusan,” ujarnya.
Sementara itu, mantan Ketum PPP, Romahurmuziy, menyatakan Jokowi pernah menyampaikan ketidaktertarikannya menjadi ketua umum partai mana pun. Dalam pertemuan Desember 2024, kata Rommy, Jokowi mengaku tidak berminat memimpin partai politik.
Meski begitu, PSI tetap mendorong Jokowi maju sebagai caketum, selama memenuhi syarat—di antaranya memiliki KTA PSI serta dukungan dari minimal 5 DPW dan 20 DPD.
Proses pendaftaran calon ketua umum PSI sendiri berlangsung sejak 13 Mei hingga 18 Juni 2025, dilanjutkan kampanye hingga 11 Juli, pencoblosan via e-voting pada 12–19 Juli, dan pengumuman hasil bersamaan dengan Kongres di Solo.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menilai Jokowi lebih cocok bergabung dengan PSI ketimbang PPP karena kedekatan ideologi. Jokowi yang berasal dari partai nasionalis dinilai lebih sejalan dengan platform PSI dibanding PPP yang berbasis religius.
Agung juga menyebut langkah Jokowi masuk partai pasca-presiden bisa menjadi strategi menjaga pengaruh dan warisan pemerintahannya, seperti yang dilakukan oleh Megawati dan SBY.
Leave a Comment